Sabtu, 12 Mei 2012

Dasar-dasar Perlindungan Tanaman




PENGENALAN PENYAKIT TANAMAN PERKEBUNAN
(Laporan Responsi Dasar-dasar Perlindungan Tanaman)










Oleh
Dimash Septian Adi Putra
1014023110









LABORATORIUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011










 
I. PENDAHULUAN




A. Latar Belakang
Tanaman perkebunan dapat diartikan sebagai tanaman pertanian yang luas, biasanya terletak di daerah tropis atau subtropics yang dapat digunakan untuk menghasilkan komoditi perdagangan pertanian dalam skala besar.
Di Indonesia sendiri banyak terdapat berbagai macam tanaman perkebunan seperti kakao, kopi, karet, tebu, tembakau dll. Sebagian besar tanaman-tanaman inilah yang memiliki arti sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan social masyarakat di berbagai wilayah Indonesia.
Akan tetapi, masalah penting dari tanaman perkebunan ini yaitu gangguan hama dan penyakit tanaman. Tanaman tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tanaman mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur). Gangguan terhadap tanaman yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur disebut penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tanaman, tetapi mereka merusak tanaman dengan mengganggu proses-proses dalam tubuh tanaman sehingga dapat merusak atau mematikan tanaman.
Tanaman dikatakan sakit jika ada perubahan seluruh atau sebagian organ-organ tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologisnya. Penyakit tanaman dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu penyakit parasit dan penyakit non-parasit atau penyakit fisiologis. Penyebab penyakit parasit sudah diantaranya adalah bakteri, virus dan cendawan. Sedangkan penyakit non-parasit yaitu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan atau kelebihan terhadap unsur hara (mineral), air, sinar matahari dan temperatur.
Ilmu yang mempelajari penyakit tanaman disebut fitopatologi. Fitopatologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari penyakit tumbuhan akibat serangan patogen ataupun gangguan ketersediaan hara. Banyak sekali penyakit yang dapat mengenai tanaman, oleh karena itu untuk melindungi atau menjaga   hasil komoditi perkebunan di Indonesia kita perlu mengenal berbagai macam penyakit tanaman.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu :
1.      Mengentahui penyebab penyakit tanaman perkebunan
2.      Mengetahui kegunaan mengenal penyakit tanaman
3.      Mengetahui akibat dari timbulnya penyakit tanaman










 
II. TINJAUAN PUSTAKA



Di dalam mempelajari ilmu penyakit tumbuhan (Fitopatologi) sebelum seseorang melangkah lebih lanjut untuk menelaah suatu penyakit secara mendalam, terlebih dahulu harus bisa mengetahui tumbuhan yang dihadapi sehat ataukah sakit. Untuk keperluan diagnosis, maka pengertian tentang tanda dan gejala perlu diketahui dengan baik. Pada umumnya tanaman yang sakit akan menunjukkan gejala yang khusus. Gejala adalah perubahan yang ditunjukkan oleh tumbuhan itu sendiri sebagai akibat adanya serangan suatu penyebab penyakit. Seringkali beberapa penyebab penyakit menunjukkan gejala yang sama sehingga dengan memperhatikan gejala saja, tidak dapat ditentukan diagnosis dengan tepat. Dalam hal ini harus diperhatikan adanya tanda (sign) dari penyebab penyakitnya. Gejala dalam garis besarnya dapat dibedakan menjadi tiga tipe gejala pokok, yaitu gejala-gejala nekrotik, hyperplastik dan hiplastik. Dari masing-masing tipe gejala pokok ini dapat dibedakan menjadi gejala-gejala yang lebih khusus lagi ( http://fp .uns.ac.id/~hamasains/dasarperlintan-3.htm).
Penyebab penyakit tanaman dapat dibagi menjadi dua kategori utama: biotik dan abiotik. Biotik penyebab penyakit tanaman adalah mereka yang bersumber dari biologi. Ada lima penyebab biotik utama penyakit tanaman. Ini adalah jamur, bakteri, virus, nematoda dan fitoplasma. Abiotik penyebab penyakit tanaman adalah non-bersumber dari biologi. Contohnya termasuk hal-hal seperti kondisi cuaca buruk atau polutan lingkungan. Seringkali mempengaruhi faktor abiotik pada tanaman disebut sebagai cedera. Gangguan terhadap tumbuhan yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur disebut penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tumbuhan, tetapi mereka merusak tumbuhan dengan mengganggu proses – proses dalam tubuh tumbuhan sehingga mematikan tumbuhan. Oleh karena itu, tumbuhan yang terserang penyakit, umumnya, bagian tubuhnya utuh. Akan tetapi, aktivitas hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan kematian ( Semangun, 2000).
Penyakit daun colletroticum merupakan penyakit yang relative baru pada karet di Indonesia. Serangan colletroticum yang berat pa daun-daun muda yang baru di bentuk setelah tanaman meranggas dapat menyebabkan gugurnya banyak daun muda, yang disebut gugur daun sekunder. Ini terutama terjadi jika perkembangan daun-daun muda berlangsung pada cuaca yang basah, sedang pada cuaca yang relative kering gugur daun sekunder disebabkan oleh Oidium. Colletroticum dapat langsung menyerang ranting dan menyebabkan mati pucuk. Tetapi di samping itu jamur dapat memperlemah tanaman, sehingga ranting-rantingnya lebih rentan terhadap infeksi jamur-jamur lain yang dapat menyebabkan mati pucuk yang lebih meluas, dan menyebabkan tajuk pohon menjadi jarang. Colletroticum termasuk parasit fakultatif, dimana jamur ini memproduksi hialin, dan menyebapkan penyakit pada beberapa tanaman dengan cara melemahkan inang dengan menyerap makanan secara terus menerus dari sel tanaman inang, guna kebutuhannya, enzim atau zat pengatur tumbuh yang disekresikan oleh jamur Colletroticum, menghambat terjadinya transportasi makanan, hara mineral, dan air yang melalui jaringan pengangkut pada tanaman inang setelah terjadinya kontak (Agrios, 1996).
Kerentanan daun terhadap infeksi penyakit ditentukan oleh umur daun yang bersangkutan. Daun muda yang belum terbuka sangat tahan terhadap infeksi sedangkan daun yang lebih tua lebih rentan terkena infeksi biasanya ditandai pada ruas kedua atau ketiga yang sudah memanjang penuh. Pohon atau cabang yang berbuah lebat lebih rentan dan tingkat penyakit yang paling berat terdapat pada bagian pohon yang terkena sinar matahari penuh. Tanaman yang kurang baik pertumbuhannya, antara lain yang pemupukannya  kurang dan yang mendapat gangguan gulma lebih rentan terhadap penyakit. Tanaman tahan penyakit berasal baik dari pra-terbentuk pertahanan dan dari infeksi yang disebabkan tanggapan dimediasi oleh sistem kekebalan tubuh tanaman. Relatif terhadap penyakit tanaman yang rentan, resistensi penyakit ini sering didefinisikan sebagai pengurangan pertumbuhan patogen pada atau di pabrik, sedangkan istilah toleransi penyakit menggambarkan kerusakan tanaman yang menunjukkan penyakit kurang meskipun tingkat yang sama pertumbuhan patogen. Hasil penyakit ditentukan oleh interaksi tiga-cara patogen, tanaman, dan kondisi lingkungan (interaksi dikenal sebagai segitiga penyakit). Pertahanan-mengaktifkan senyawa dapat bergerak dari sel ke sel dan sistemik melalui sistem vaskular tanaman, tapi tanaman tidak memiliki sirkulasi sel kekebalan tubuh sehingga jenis sel yang paling dalam tanaman mempertahankan kapasitas untuk mengungkapkan sebuah suite yang luas pertahanan antimikroba. Meskipun perbedaan kualitatif yang jelas dalam ketahanan terhadap penyakit dapat diamati ketika beberapa tanaman dibandingkan (memungkinkan klasifikasi sebagai "tahan" atau "rentan" setelah infeksi oleh strain patogen yang sama di tingkat inokulum patogen yang sama dalam lingkungan yang sama), gradasi perbedaan kuantitatif pada penyakit resistensi lebih biasanya diamati antara baris tanaman atau genotype ( Soepena, 1995).











III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN




A. Hasil Pengamatan

Nama penyakit
nama ilmiah
1. Vascular- streak Dieback
Oncobasidium Theobromae
2. a. Karat Daun
Hemileia Vastatrix
b. Embun jelaga
Capnodium S.p
3. Penyakit Daun Colletotricum
Colletotricum
4. Bercak Mata
Bippolaris Sacchari
5. Penyakit Mosaic
Tobacco Mosaic Virus ( TMV)

B. Pembahasan
     Penyakit dapat diartikan sebagai gangguan fungsi sel dan jaringan tumbuhan akibat iritasi yang terus menerus oleh agen primer atau factor lingkungan yang kemudian menimbulkan gejala.
     Gejala merupakan respon tanaman yang biasanya khas akibat iritasi terus menerus oleh penyebab penyakit. Misalnya : nekrosis, klorosis
     Tanda merupakan bagian pathogen yang berasosiasi dengan gejala penyakit atau tanaman mati. Misalnya : hifa, miselium, spora, konidia, dll
Berikut macam-macam penyakit tanaman perkebunan serta gejala yang ditimbulkan :
1. Vascular-streak Dieback
Vascular-streak Dieback merupakan penyakit yang menyerang tanaman kakao, pathogen yang menyerang penyakit ini adalah oncobasidium theobromae. Penyakit ini menyerang daun dan batang, cabang/ranting kakao sehingga perkembangan tanaman kakao terganggu dan tidak produktif lagi.
Adapun gejala-gejala yang ditimbulkan antara lain daun terlihat menguning atau telah mengering disela-sela daun yang masih segar, biasanya daun tersebut terletak pada seri daun kedua atau ketiga dari titik tumbuh. Daun akhirnya gugur beberapa hari setelah menguning.  Pada ranting terserang satu atau dua daun gugur sedang beberapa daun di sebelah bawah dan sebelah atasnya masih lengkap sehingga tampak gejala ranting ompong. Gejala menguningnya daun mulai terlihat tiga sampai lima bulan setelah spora jatuh pada daun yang bersangkutan, sewaktu daun masih sangat muda, kadang-kadang dijumpai daun menunjukkan gejala nekrose diantara tulang daun seperti gejala kekurangan unsur kalsium ,gangguan ini akan segera menyebabkan gugur daun dan mati ranting. Gejala khas adalah adanya garis-garis berwarna coklat pada berkas pembuluh (vascular streak) yang terlihat pada penampang membujur cabang ranting-ranting mati dari ujungnya (die back).

2. Karat Daun
Karat daun merupakan penyakit tanaman kopi yang disebabkan oleh pathogen Hemileia Vastatrix. Adapun gejala-gejala yang timbul antara lain adanya bercak-bercak berwarna kuning muda pada sisi bawah daunnya, kemudian berubah menjadi kuning tua. Di bagian ini terbentuk tepung berwarna jingga cerah (oranye) dan tepung dan ini adalah uredospora jamur H. vastatrix Bercak yang sudah tua berwarna coklat tua sampai hitam, dan kering. Daun-daun yang terserang parah kemudian gugur dan tanaman menjadi gundul. Makin banyak berbercak, daun akan makin cepat gugur. Dari beberapa penelitian diketahui bahwa banyaknya bercak per daun sebanding dengan persentase daun yang sakit pada pohon yang bersangkutan. Penyakit dapat memperlemah tanaman, sehingga mudah terjadi pembentukan buah yang relative terlalu banyak. Tanaman yang demikian menjadi kehabisan cadangan pati dalam akar-akar dan ranting-rantingnya, akhirnya tanaman mati. Menjadi lemahnya tanaman dapat menyebabkan berkurangnya hasil panen.

3. Embun jelaga
Embun jelaga juga merupakan penyakit tanaman kopi. Namun pathogen yang menyerang tanaman ini adalah capnodium sp. Jamur embun jelaga terdiri atas beberapa jenis jamur, yang hidup saprofit dari madu yang dihasilkan oleh serangga-serangga yang terdapat pada kopi atau pohon pelindung diatasnya.
Adapun gejala-gejala yang ditimbulkan penyakit ini yaitu Daun, ranting dan buah terserang dilapisi oleh lapisan berwarna hitam. Selaput hitam tipis pada permukaan daun tersebut terbentuk dari hifa yang menjalin dan menenun. Apabila udara kering selaput dapat lepas dari daun dan pecah menjadi bagian-bagian kecil yang terhembus angin dan beterbangan kemana-mana. Cendawan ini berkembang biak pada musim kemarau, sedang pada musim hujan berkurang, karena embun madunya tidak banyak. Tanaman di bawah naungan intensitas serangannya cenderung lebih besar. Buah yang tertutup lapisan hitam ini biasanya ukurannya lebih kecil dan terlambat matang (masak). Adanya kutu daun jenis aphid Leurodicus sp, Pseudococcus sp, Coccos viridis yang mengeluarkan sekresi embun madu.
4. Penyakit daun colletotricum
Penyakit daun colletotricum ini menyerang pada tanaman karet yang disebabkan oleh pathogen colletotricum. Adapun gejala yang ditimbulkan antara lain terdapat bercak berwarna putih kecoklatan di sekitar permukaan daun, khususnya pada daun muda yang agak dewasa, dapat dikenal dari adanya spora (konidium) jamur berwarna merah jambu. Pada daun yang lebih dewasa
Serangan colletotricum menyebutkan tepi dan ujung daun berkeriput, dan pada permukaan daun terdapat bercak-bercak bulat berwarna coklat dengan tepi kuning, bergaris tengah 1-2 mm. Bila daun bertambah umurnya, bercak akan berlubang di tengahnya, dan bercak tampak menonjol dari permukaan daun. Di pembibitan colletotricum dapat menyebabkan gugurnya daun muda, sedangkan daun-daun yang tidak gugur berlubang sehingga pertumbuhan bibit terhambat.

5. Bercak Mata
Penyakit bercak mata ini dapat dijumpai pada tanaman tebu, petogen yang menyerang yaitu Bipollaris Sacchari. Bercak mata pertama kali diteliti oleh van Breda de Haan di jawa pada tahun 1892. Adapun gejala-gejala yang ditimbulkan akibat penyakit ini yaitu pada daun timbul titik-titik halus berwarna merah atau coklat kemerahan menyerupai mata yang tampak jelas bila dilihat dari sebelah atas daun. Titik-titik ini dapat bertambah lebar dan panjang sehingga terjadi bercak lonjong memanjang, berwarna cokelat dengan tepi berwarna kuning. Bercak juga memiliki ekor yang menuju kearah ujung daun.

6. Penyakit Mosaic
Penyakit mosaic terjadi pada tanaman tembakau, pathogen yang menyerang bernama Tobacco Mosaic Virus (TMV). Penyakit mosaic tembakau adalah penyakit virus yang paling lama diteliti. Penyakit terdapat di semua daerah penanam tembakau di seluruh dunia. Adapun gejala-gejala yang timbul antara lain tanaman yang mengalami infeksi mempunyai daun-daun muda yang tulang-tulang daunnya lebih jernih daripada biasa (veinclearing) sering bentuknya melengkung. Jika umur daun bertambah, pada daun ini terjadi bercak-bercak klorotik yang tidak merata, sehingga daun memepunyai gambaran mosaic ( belang). Bagian yang berwarna hijau mempunyai warna yang lebih tua daripada biasanya. Selain itu pertumbuhan daun juga dapat terhambat. Pada mosaic bentol bagian yang berwarna hijau tua melengkung (cembung), sehingga daun sangat menjadi tidak rata. Sedang pada mosaic keras daun menjadi sangat keriting. Tanaman yang mengalami infeksi pada waktu masih muda sangat terhambat pertumbuhannya dan sangat kerdil.
Apabila diperiksa dengan mikroskop akan tampak bahwa bagian yang klorotik lebih tipis daripada bagian yang berwarna hijau tua, ini disebabkan karena kurang berkembangnya jaringan tiang ( palisade).

   







IV. KESIMPULAN

Berdasarkan  uraian-uraian yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Penyebab penyakit tanaman dapat dibagi menjadi dua kategori utama: biotik dan abiotik. Biotik penyebab penyakit tanaman adalah mereka yang bersumber dari biologi. Ada lima penyebab biotik utama penyakit tanaman. Ini adalah jamur, bakteri, virus, nematoda dan fitoplasma. Abiotik penyebab penyakit tanaman adalah non-bersumber dari biologi
2.      Pentingnya mengenal penyakit tanaman dapat melindungi dan menjaga kualitas komoditi hasil perkebunan yang baik
3.      Gejala-gejala yang ditimbulkan penyakit tanaman dapat merusak bahkan mematikan tanaman sehingga produksi tanaman perkebunan terhambat












DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. http://fp .uns.ac.id/~hamasains/dasarperlintan-3.htm. [ diakses tanggal 26 september 2011 ]
Agrios, G.N, 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan, diterjemahkan oleh Busnia M, UGM Press, Yogyakarta
Semangun, Hariyono .2000. Penyakit-Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia. UGM Prees, Yogyakarata
Soepena, Harmidi. 1995. Perkembangan Dan Penanggulangan Penyakit Gugur Daun Corynespora. Konperensi Nasional Karet: Prosiding, Medan




















1 komentar: