PENGENALAN
PENYAKIT TANAMAN PERKEBUNAN
(Laporan
Responsi Dasar-dasar Perlindungan Tanaman)
Oleh
Dimash
Septian Adi Putra
1014023110
LABORATORIUM
HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
PROGRAM
STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2011
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tanaman perkebunan
dapat diartikan sebagai tanaman pertanian yang luas, biasanya terletak di
daerah tropis atau subtropics yang dapat digunakan untuk menghasilkan komoditi
perdagangan pertanian dalam skala besar.
Di Indonesia
sendiri banyak terdapat berbagai macam tanaman perkebunan seperti kakao, kopi,
karet, tebu, tembakau dll. Sebagian besar tanaman-tanaman inilah yang memiliki
arti sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan
social masyarakat di berbagai wilayah Indonesia.
Akan tetapi,
masalah penting dari tanaman perkebunan ini yaitu gangguan hama dan penyakit
tanaman. Tanaman tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tanaman
mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau
jamur). Gangguan terhadap tanaman yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan
jamur disebut penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tanaman,
tetapi mereka merusak tanaman dengan mengganggu proses-proses dalam tubuh tanaman
sehingga dapat merusak atau mematikan tanaman.
Tanaman
dikatakan sakit jika ada perubahan seluruh atau sebagian organ-organ tanaman
yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologisnya. Penyakit tanaman dapat
dibagi menjadi dua golongan, yaitu penyakit parasit dan penyakit non-parasit
atau penyakit fisiologis. Penyebab penyakit parasit sudah diantaranya adalah
bakteri, virus dan cendawan. Sedangkan penyakit non-parasit yaitu penyakit yang
disebabkan oleh kekurangan atau kelebihan terhadap unsur hara (mineral), air, sinar
matahari dan temperatur.
Ilmu yang mempelajari penyakit
tanaman disebut fitopatologi. Fitopatologi adalah cabang ilmu
pengetahuan yang mempelajari penyakit
tumbuhan
akibat serangan patogen
ataupun gangguan ketersediaan hara.
Banyak sekali penyakit yang dapat mengenai tanaman, oleh karena itu untuk
melindungi atau menjaga hasil komoditi
perkebunan di Indonesia kita perlu mengenal berbagai macam penyakit tanaman.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum
ini yaitu :
1. Mengentahui
penyebab penyakit tanaman perkebunan
2. Mengetahui
kegunaan mengenal penyakit tanaman
3. Mengetahui
akibat dari timbulnya penyakit tanaman
II. TINJAUAN
PUSTAKA
Di dalam mempelajari ilmu penyakit tumbuhan (Fitopatologi)
sebelum seseorang melangkah lebih lanjut untuk menelaah suatu penyakit secara
mendalam, terlebih dahulu harus bisa mengetahui tumbuhan yang dihadapi sehat
ataukah sakit. Untuk keperluan diagnosis, maka pengertian tentang tanda dan gejala perlu diketahui
dengan baik. Pada umumnya tanaman yang sakit akan menunjukkan gejala yang
khusus. Gejala adalah perubahan yang ditunjukkan oleh tumbuhan itu sendiri sebagai
akibat adanya serangan suatu penyebab penyakit. Seringkali beberapa penyebab
penyakit menunjukkan gejala yang sama sehingga dengan memperhatikan gejala
saja, tidak dapat ditentukan diagnosis dengan tepat. Dalam hal ini harus
diperhatikan adanya tanda (sign) dari penyebab penyakitnya. Gejala dalam garis
besarnya dapat dibedakan menjadi tiga tipe gejala pokok, yaitu gejala-gejala
nekrotik, hyperplastik dan hiplastik. Dari masing-masing tipe gejala pokok ini
dapat dibedakan menjadi gejala-gejala yang lebih khusus lagi ( http://fp .uns.ac.id/~hamasains/dasarperlintan-3.htm).
Penyebab penyakit tanaman dapat
dibagi menjadi dua kategori utama: biotik dan abiotik. Biotik penyebab penyakit
tanaman adalah mereka yang bersumber dari biologi. Ada lima penyebab biotik
utama penyakit tanaman. Ini adalah jamur, bakteri, virus, nematoda dan
fitoplasma. Abiotik penyebab penyakit tanaman adalah non-bersumber dari
biologi. Contohnya termasuk hal-hal seperti kondisi cuaca buruk atau polutan lingkungan.
Seringkali mempengaruhi faktor abiotik pada tanaman disebut sebagai cedera. Gangguan
terhadap tumbuhan yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur disebut
penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tumbuhan, tetapi mereka
merusak tumbuhan dengan mengganggu proses – proses dalam tubuh tumbuhan
sehingga mematikan tumbuhan. Oleh karena itu, tumbuhan yang terserang penyakit,
umumnya, bagian tubuhnya utuh. Akan tetapi, aktivitas hidupnya terganggu dan
dapat menyebabkan kematian ( Semangun, 2000).
Penyakit daun colletroticum merupakan penyakit yang relative
baru pada karet di Indonesia. Serangan colletroticum yang berat pa daun-daun
muda yang baru di bentuk setelah tanaman meranggas dapat menyebabkan gugurnya
banyak daun muda, yang disebut gugur daun sekunder. Ini terutama terjadi jika
perkembangan daun-daun muda berlangsung pada cuaca yang basah, sedang pada
cuaca yang relative kering gugur daun sekunder disebabkan oleh Oidium. Colletroticum
dapat langsung menyerang ranting dan menyebabkan mati pucuk. Tetapi di samping
itu jamur dapat memperlemah tanaman, sehingga ranting-rantingnya lebih rentan
terhadap infeksi jamur-jamur lain yang dapat menyebabkan mati pucuk yang lebih
meluas, dan menyebabkan tajuk pohon menjadi jarang. Colletroticum termasuk
parasit fakultatif, dimana jamur ini memproduksi hialin, dan menyebapkan
penyakit pada beberapa tanaman dengan cara melemahkan inang dengan menyerap
makanan secara terus menerus dari sel tanaman inang, guna kebutuhannya, enzim
atau zat pengatur tumbuh yang disekresikan oleh jamur Colletroticum, menghambat
terjadinya transportasi makanan, hara mineral, dan air yang melalui jaringan
pengangkut pada tanaman inang setelah terjadinya kontak (Agrios, 1996).
Kerentanan daun terhadap infeksi penyakit ditentukan oleh
umur daun yang bersangkutan. Daun muda yang belum terbuka sangat tahan terhadap
infeksi sedangkan daun yang lebih tua lebih rentan terkena infeksi biasanya
ditandai pada ruas kedua atau ketiga yang sudah memanjang penuh. Pohon atau
cabang yang berbuah lebat lebih rentan dan tingkat penyakit yang paling berat
terdapat pada bagian pohon yang terkena sinar matahari penuh. Tanaman yang
kurang baik pertumbuhannya, antara lain yang pemupukannya kurang dan yang mendapat gangguan gulma lebih
rentan terhadap penyakit. Tanaman tahan penyakit berasal baik dari pra-terbentuk pertahanan dan dari infeksi yang disebabkan tanggapan
dimediasi oleh sistem kekebalan tubuh tanaman. Relatif terhadap penyakit
tanaman yang rentan, resistensi
penyakit ini sering didefinisikan sebagai pengurangan pertumbuhan
patogen pada atau di pabrik, sedangkan istilah toleransi
penyakit menggambarkan kerusakan tanaman yang menunjukkan penyakit
kurang meskipun tingkat yang sama pertumbuhan patogen. Hasil penyakit
ditentukan oleh interaksi tiga-cara patogen, tanaman, dan kondisi lingkungan
(interaksi dikenal sebagai segitiga
penyakit). Pertahanan-mengaktifkan senyawa dapat bergerak dari sel ke
sel dan sistemik melalui sistem vaskular tanaman, tapi tanaman tidak memiliki
sirkulasi sel kekebalan tubuh sehingga jenis sel yang paling dalam tanaman
mempertahankan kapasitas untuk mengungkapkan sebuah suite yang luas pertahanan
antimikroba. Meskipun perbedaan kualitatif yang jelas dalam ketahanan
terhadap penyakit dapat diamati ketika beberapa tanaman dibandingkan
(memungkinkan klasifikasi sebagai "tahan" atau "rentan"
setelah infeksi oleh strain patogen yang sama di tingkat inokulum patogen yang
sama dalam lingkungan yang sama), gradasi perbedaan kuantitatif pada
penyakit resistensi lebih biasanya diamati antara baris tanaman atau genotype (
Soepena, 1995).
III. HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Nama
penyakit
|
nama ilmiah
|
1. Vascular- streak Dieback
|
Oncobasidium
Theobromae
|
2. a. Karat Daun
|
Hemileia
Vastatrix
|
b.
Embun jelaga
|
Capnodium
S.p
|
3. Penyakit Daun Colletotricum
|
Colletotricum
|
4. Bercak Mata
|
Bippolaris
Sacchari
|
5. Penyakit Mosaic
|
Tobacco
Mosaic Virus ( TMV)
|
B. Pembahasan
Penyakit
dapat diartikan sebagai gangguan fungsi sel dan jaringan tumbuhan akibat
iritasi yang terus menerus oleh agen primer atau factor lingkungan yang
kemudian menimbulkan gejala.
Gejala
merupakan respon tanaman yang biasanya khas akibat iritasi terus menerus oleh
penyebab penyakit. Misalnya : nekrosis, klorosis
Tanda
merupakan bagian pathogen yang berasosiasi dengan gejala penyakit atau tanaman
mati. Misalnya : hifa, miselium, spora, konidia, dll
Berikut macam-macam penyakit tanaman
perkebunan serta gejala yang ditimbulkan :
1. Vascular-streak Dieback
Vascular-streak Dieback merupakan penyakit yang menyerang
tanaman kakao, pathogen yang menyerang penyakit ini adalah oncobasidium theobromae. Penyakit ini menyerang
daun dan batang, cabang/ranting kakao sehingga perkembangan tanaman kakao
terganggu dan tidak produktif lagi.
Adapun gejala-gejala
yang ditimbulkan antara lain daun terlihat menguning atau telah mengering disela-sela
daun yang masih segar, biasanya daun tersebut terletak pada seri daun kedua
atau ketiga dari titik tumbuh. Daun akhirnya gugur beberapa hari setelah
menguning. Pada ranting terserang satu atau dua daun gugur sedang
beberapa daun di sebelah bawah dan sebelah atasnya masih lengkap sehingga
tampak gejala ranting ompong. Gejala menguningnya daun mulai terlihat tiga
sampai lima bulan setelah spora jatuh pada daun yang bersangkutan, sewaktu daun
masih sangat muda, kadang-kadang dijumpai daun menunjukkan gejala
nekrose diantara tulang daun seperti gejala kekurangan unsur kalsium ,gangguan
ini akan segera menyebabkan gugur daun dan mati ranting. Gejala khas adalah adanya garis-garis berwarna
coklat pada berkas pembuluh (vascular streak) yang terlihat pada penampang
membujur cabang ranting-ranting mati dari ujungnya (die back).
2. Karat Daun
Karat daun merupakan
penyakit tanaman kopi yang disebabkan oleh pathogen Hemileia Vastatrix. Adapun gejala-gejala yang timbul antara lain
adanya bercak-bercak berwarna kuning muda pada sisi bawah daunnya, kemudian
berubah menjadi kuning tua. Di bagian ini terbentuk tepung berwarna jingga
cerah (oranye) dan tepung dan ini adalah uredospora jamur H. vastatrix Bercak
yang sudah tua berwarna coklat tua sampai hitam, dan kering. Daun-daun yang
terserang parah kemudian gugur dan tanaman menjadi gundul. Makin banyak
berbercak, daun akan makin cepat gugur. Dari beberapa penelitian diketahui
bahwa banyaknya bercak per daun sebanding dengan persentase daun yang sakit
pada pohon yang bersangkutan. Penyakit dapat memperlemah tanaman, sehingga
mudah terjadi pembentukan buah yang relative terlalu banyak. Tanaman yang demikian
menjadi kehabisan cadangan pati dalam akar-akar dan ranting-rantingnya, akhirnya
tanaman mati. Menjadi lemahnya tanaman dapat menyebabkan berkurangnya hasil
panen.
3. Embun jelaga
Embun jelaga juga
merupakan penyakit tanaman kopi. Namun pathogen yang menyerang tanaman ini
adalah capnodium sp. Jamur embun
jelaga terdiri atas beberapa jenis jamur, yang hidup saprofit dari madu yang
dihasilkan oleh serangga-serangga yang terdapat pada kopi atau pohon pelindung
diatasnya.
Adapun gejala-gejala yang
ditimbulkan penyakit ini yaitu Daun, ranting dan buah terserang dilapisi oleh
lapisan berwarna hitam. Selaput
hitam tipis pada permukaan daun tersebut terbentuk dari hifa yang menjalin dan
menenun. Apabila udara kering selaput dapat lepas dari daun dan pecah menjadi
bagian-bagian kecil yang terhembus angin dan beterbangan kemana-mana. Cendawan
ini berkembang biak pada musim kemarau, sedang pada musim hujan berkurang,
karena embun madunya tidak banyak. Tanaman di bawah naungan intensitas
serangannya cenderung lebih besar. Buah yang tertutup lapisan hitam ini
biasanya ukurannya lebih kecil dan terlambat matang (masak). Adanya kutu daun
jenis aphid Leurodicus sp, Pseudococcus sp, Coccos viridis yang mengeluarkan sekresi embun madu.
4.
Penyakit daun colletotricum
Penyakit daun colletotricum ini
menyerang pada tanaman karet yang disebabkan oleh pathogen colletotricum. Adapun gejala yang ditimbulkan antara lain terdapat
bercak berwarna putih kecoklatan di sekitar permukaan daun, khususnya pada daun
muda yang agak dewasa, dapat dikenal dari adanya spora (konidium) jamur
berwarna merah jambu. Pada daun yang lebih dewasa
Serangan colletotricum
menyebutkan tepi dan ujung daun berkeriput, dan pada permukaan daun terdapat
bercak-bercak bulat berwarna coklat dengan tepi kuning, bergaris tengah 1-2 mm.
Bila daun bertambah umurnya, bercak akan berlubang di tengahnya, dan bercak
tampak menonjol dari permukaan daun. Di pembibitan colletotricum dapat menyebabkan
gugurnya daun muda, sedangkan daun-daun yang tidak gugur berlubang sehingga
pertumbuhan bibit terhambat.
5.
Bercak Mata
Penyakit
bercak mata ini dapat dijumpai pada tanaman tebu, petogen yang menyerang yaitu Bipollaris Sacchari. Bercak mata pertama
kali diteliti oleh van Breda de Haan di jawa pada tahun 1892. Adapun
gejala-gejala yang ditimbulkan akibat penyakit ini yaitu pada daun timbul
titik-titik halus berwarna merah atau coklat kemerahan menyerupai mata yang
tampak jelas bila dilihat dari sebelah atas daun. Titik-titik ini dapat
bertambah lebar dan panjang sehingga terjadi bercak lonjong memanjang, berwarna
cokelat dengan tepi berwarna kuning. Bercak juga memiliki ekor yang menuju
kearah ujung daun.
6.
Penyakit Mosaic
Penyakit
mosaic terjadi pada tanaman tembakau, pathogen yang menyerang bernama Tobacco Mosaic Virus (TMV). Penyakit
mosaic tembakau adalah penyakit virus yang paling lama diteliti. Penyakit
terdapat di semua daerah penanam tembakau di seluruh dunia. Adapun
gejala-gejala yang timbul antara lain tanaman yang mengalami infeksi mempunyai
daun-daun muda yang tulang-tulang daunnya lebih jernih daripada biasa
(veinclearing) sering bentuknya melengkung. Jika umur daun bertambah, pada daun
ini terjadi bercak-bercak klorotik yang tidak merata, sehingga daun memepunyai
gambaran mosaic ( belang). Bagian yang berwarna hijau mempunyai warna yang
lebih tua daripada biasanya. Selain itu pertumbuhan daun juga dapat terhambat.
Pada mosaic bentol bagian yang berwarna hijau tua melengkung (cembung),
sehingga daun sangat menjadi tidak rata. Sedang pada mosaic keras daun menjadi
sangat keriting. Tanaman yang mengalami infeksi pada waktu masih muda sangat
terhambat pertumbuhannya dan sangat kerdil.
Apabila
diperiksa dengan mikroskop akan tampak bahwa bagian yang klorotik lebih tipis
daripada bagian yang berwarna hijau tua, ini disebabkan karena kurang
berkembangnya jaringan tiang ( palisade).
IV.
KESIMPULAN
Berdasarkan
uraian-uraian yang telah dijelaskan,
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Penyebab
penyakit tanaman dapat dibagi menjadi dua kategori utama: biotik dan abiotik. Biotik
penyebab penyakit tanaman adalah mereka yang bersumber dari biologi. Ada lima
penyebab biotik utama penyakit tanaman. Ini adalah jamur, bakteri, virus,
nematoda dan fitoplasma. Abiotik penyebab penyakit tanaman adalah non-bersumber
dari biologi
2. Pentingnya
mengenal penyakit tanaman dapat melindungi dan menjaga kualitas komoditi hasil
perkebunan yang baik
3. Gejala-gejala
yang ditimbulkan penyakit tanaman dapat merusak bahkan mematikan tanaman
sehingga produksi tanaman perkebunan terhambat
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. http://fp
.uns.ac.id/~hamasains/dasarperlintan-3.htm. [ diakses tanggal 26 september 2011
]
Agrios, G.N, 1996. Ilmu Penyakit
Tumbuhan, diterjemahkan oleh Busnia M, UGM Press, Yogyakarta
Semangun, Hariyono .2000.
Penyakit-Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia. UGM Prees, Yogyakarata
Soepena, Harmidi. 1995.
Perkembangan Dan Penanggulangan Penyakit Gugur Daun Corynespora. Konperensi
Nasional Karet: Prosiding, Medan
TOTO FACTOR STRIKE HOTEL - T-TIN NORDER
BalasHapusTOTO FACTOR STRIKE HOTEL in titanium belt buckle Norderpenshire. aftershokz trekz titanium Take your trekz titanium pairing journey titanium nose hoop to the right place. ford edge titanium